Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 11-13 Juli 2012 telah berkumpul para petani pemulia benih dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat pada acara sarasehan jaringan petani nasional yang bertempat di Kantor ICBB (Indonesian Center for Biodiversity and Biotechnology) Bogor. pertemuan ini dimaksudkan untuk merespon semakin menghilangnya benih lokal yang ada di Indonesia. Dalam pertemuan ini disepakati dibentuknya Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI).
dokumentasi : Viena Tanjung |
dokumentasi : Viena Tanjung |
dokumentasi : Viena Tanjung |
Hal lain yang penting dalam sarasehan ini adalah masih dirasakannya UU SISTEM BUDIDAYA TANAMAN DAN UU PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN yang masih jauh dari melindungi petani, tetapi lebih banyak memberi peluang usaha perbenihan kepada para pengusaha besar. Para petani pemulia benih yang hadir pada pertemuan inipun menyampaikan keluh kesahnya kepada Rieke Dyah Pitaloka yang turut hadir pada acara deklarasi AB2TI ini.
para petani merasakan semenjak revolusi hijau tahun 1970an, perlahan tapi pasti, benih-benih lokal baik tanaman pangan maupun hortikultura semakin sedikit. dalam dua dekade ini semakin dirasakan ketergantungan benih kepada perusahaan benih. sementara harga benih unggul hasil pabrikan tiap tahun semakin meningkat, benih jagung manis harganya bisa sampai Rp 500 ribu perkilo. Tentunya harga ini akan terus naik di masa mendatang.
Akhirnya dengan terbentuknya wadah AB2TI ini penulis berharap akan semakin ada perhatian dari pemerintah untuk memproduksi benih lokal unggul serta semakin bersatunya petani pemulia benih untuk melestarikan warisan plasma nutfah yang sudah berjalan selama ribuan tahun di negeri ini. Majulah!!! Majulah!!! Majulah!!!
Ditulis oleh : Fadil Kirom; Koordinator bidang Pendidikan dan Advokasi dari Aliansi Petani Indonesia.
Diterbitkan di : http://ekonomi.kompasiana.com
No comments:
Post a Comment